posting paling keren

Minggu, 09 Januari 2011

Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

Menurut Yura (1983) proses keperawatan adalah tindakan yang berurutan dilakukan secara sistematis untuk menentukan masalah pasien, membuat perencanaan untuk mengatasi, melaksanakan dan mengevaluasi keberhasilan efektif akan masalah yang akan diatasinya.
Proses keperawatan terdiri dari tahap pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

1 .Pengkajian

           
Pengkajian sistem gastrointestinal meliputi riwayat kesehatan serta pemeriksaan fisik komprehensif dimulai dari rongga mulut, abdomen, rektum dan anus pasien. Tujuan tindakan ini untuk mengumpulkan riwayat, pengkajian fisik dan tes diagnostik untuk mengidentifikasi dan mengatasi diagnosa keperawatan dan medis klien. (Monica Ester, 2001).
            Pada pengkajian penderita dengan kasus typhus abdominalis yang perlu dikaji :
a.Riwayat keperawatan
b.Kaji adanya gejala dan tanda meningkatnya suhu tubuh terutama pada malam     , nyeri kepala, lidah kotor, tidak nafsu makan, epistaksis, penurunan kesadaran           (Suriadi, dkk 2001).

2. Diagnosa Keperawatan
a.Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak ada nafsu makan, mual dan kembung.
b.Resiko kurangnya volume cairan berhubungan dengan kurangnya intake cairan dan peningkatan suhu tubuh.
c.Perubahan persepsi sensori berhubungan dengan penurunan kesadaran.
d.Kurangnya perawatan diri berhubungan dengan istirahat total.
e.Hipertemi berhubungan dengan proses infeksi (Suriadi, dkk, 2001).

Perencanaan Keperawatan

Setelah merumuskan diagnosis keperawatan, maka intervensi dan aktivitas keperawatan perlu ditetapkan untuk mengurangi, menghilangkan, dan mencegah masalah keperawatan klien.



a.Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak ada    nafsu makan, mual dan kembung.
Tujuan  : – Meningkatkan kebutuhan nutrisi dan cairan.
Intervensi :


5)Nilai status nutrisi anak.
6)Izinkan anak untuk makanan yang dapat ditoleransi anak, rencanakan untuk memperbaiki kualitas gizi pada saat selera makan anak meningkat.
7)Berikan makanan yang disertai dengan suplemen nutrisi untuk meningkatkan kualitas intake nutrisi.
8)Anjurkan kepada orang tua untuk memberikan makanan dengan teknik porsi kecil tetapi sering.
9)Timbang berat badan setiap hari pada waktu yang sama dan dengan skala yang sama.
10)Pertahankan kebersihan mulut anak.
11)Jelaskan pentingnya intake nutrisi yang adekuat untuk penyembuhan penyakit.
12)Kolaborasi untuk pemberian makanan melalui parenteral. Jika pemberian makann melalui oral tidak memenuhi kebutuhan gizi anak
b.Resiko kurangnya volume cairan berhubungan dengan kurangnya intake cairan dan peningkatan suhu tubuh.
Tujuan : – Mencegah kurangnya volume cairan.
Intervensi :
1)Observasi tanda-tanda vital (suhu tubuh ) paling sedikit setiap empat jam.
2)Monitor tanda-tanda meningkatnya kekurangan cairan : turgor tidak elastis, ubun-ubun cekung, produksi urine menurun, membran mukosa kering, bibir pecah-pecah.
3)Observasi dan catat intake dan output dan mempertahankan intake dan output yang adekuat.
4)Monitor dan catat berat badan pada waktu yang sama dan dengan skala yang sama.
5)Monitor pemberian cairan intravena melalui intravena setiap jam.
6)Kurangi kehilangan cairan yang tidak terlihat (insensible water loss/IWL) dengan memberikan kompres dingin atau dengan tepid sponge.
7)Berikan antibiotik sesuai program.
c.Perubahan persepsi sensori berhubungan dengan penurunan kesadaran.
Tujuan : – Mempertahankan fungsi persepsi sensori.
Intervensi :
1)Kaji status neurologis
2)Istirahkan anak hingga suhu dan tanda-tanda vital stabil.
3)Hindari aktivitas yang berlebihan.
4)Pantau tanda-tanda vital.
d.Kurangnya perawatan diri berhubungan dengan istirahat total.
Tujuan : – Kebutuhan perawatan diri terpenuhi.

Intervensi :
1)Kaji aktivitas yang dapat dilakukan anak sesuai dengan tugas perkembangan anak.
2)Jelaskan kepada anak dan keluarga aktivitas yang dapat dan tidak dapat dilakukan hingga demam berangsur-angsur turun .
3)Bantu memenuhi kebutuhan dasar anak.
4)Libatkan peran keluarga dalam memenuhi kebutuhan dasar anak.
e.Hipertemi berhubungan dengan proses infeksi.
Tujuan : – Mempertahankan suhu dalam batas normal.
Intervensi :
1)Kaji pengetahuan klien dan keluarga tentang hipertermia.
2)Observasi suhu, nadi, tekanan darah, pernafasan.
(Suriadi dkk, 2001).

Pelaksanaan / Implementasi
Implementasi adalah pelaksanaan perencanaan keperawatan oleh perawat dan klien. Beberapa petunjuk pada implementasi adalah sebagai berikut :
a.Intervensi dilaksanakan sesuai dengan rencana setelah dilakukan validasi.
b.Keterampilan interpersonal, intelektual, teknikal dilakukan dengan cermat dan efisien pada situasi yang tepat.
c.Keamanan fisik dan psikologis dilindungi.
d.Dokumentasi intervensi dan respons klien.
(Keliat, Anna Budi, 1999).

Evaluasi Keperawatan.
Evaluasi adalah bagian terakhir dari proses keperawatan. Semua tahap proses keperawatan (diagnosa, tujuan, intervensi ) harus dievaluasi.
Hasil yang diharapkan pada tahap evaluasi adalah :
a.Anak menunjukkan tanda – tanda kebutuhan nutrisi terpenuhi.
b.Anak menunjukkan tanda – tanda terpenuhinya kebutuhan cairan.
c.Anak tidak menunjukkan tanda – tanda penurunan kesadaran yang lebih lanjut.
d.Anak dapat melakukan aktifitas sesuai dengan kondisi fisik dan tingkat perkembangan anak.
e.Anak akan menunjukkan tanda – tanda vital dalam batas normal.
(Suriadi, dkk 1999).

Sumber:
1.Engel, Joyce, 1999, Pengkajian Pediatrik, Edisi 2, EGC, Jakarta.
2.Ester, Monica, 2002, Keperawatan Medikal Bedah ; Pendekatan Sistem Gastrointestinal, EGC, Jakarta.
3.Ngastiyah, 1997, Perawatan Anak Sakit, EGC, Jakarta.
4.Persatuan Ahli Penyakit Dalam Indonesia, 1996, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I, Balai Penerbit FKUI, Jakarta.
5.Prabu, B. D. R, 1996, Penyakit – Penyakit Infeksi Umum, Jilid I, Widya Medika, Jakarta.
6.Rosa, M. Sacharin, 1993, Prinsip Keperawatan Pediatrik, Edisi 2 EGC, Jakarta.

7.Soedarto, 1996, Penyakit – Penyakit Infeksi di Indonesia, Widya Medika, Jakarta.
8.Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI, 1985, Ilmu Kesehatan Anak, Infomedika, Jakarta.
9.Suriadi, dkk, 2001, Asuhan Keperawatan Pada Anak, Edisi I, CV. Sagung, Jakarta.
10.Tambayong, Jan, 2000, Patofisiologi Untuk Keperawatan, EGC, Jakarta.
11.Tambunan, Gani W, 1994, Patologi Gastroenterologi, EGC, Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar